FC Basel Siap-Siap Untung Besar di Bursa Transfer Berkat David Degen – Sokook

Football5Star.net, Indonesia – Proses transfer Riccardo Calafiori dari Bologna ke Arsenal masih berjalan alot. Kedua klub masih belum menemukan kata sepakat soal harga sang bek tengah yang pernah membela FC Basel tersebut. Hingga Jumat (19/7/2024), tak ada perkembangan sama sekali.

Kealotan proses transfer Calafiori tak terlepas dari kesepakatan Bologna saat menggaetnya dari Basel. Saat itu, I Rossoblu menyepakati klausul yang menyebutkan mereka akan menyerahkan 50% dari hasil penjualan sang pemain pada kemudian waktu. Hal inilah yang membuat mereka mematok banderol besar untuk bek berumur 22 tahun itu.

Transfer Riccardo Calafiori dari Bologna ke Arsenal masih tersendat.
Getty Images

Menurut Football Italia, Bologna keukeuh memasang banderol 50 juta euro plus tambahan dalam klausul tertentu. Sementara itu, tawaran tertinggi Arsenal hanya 45 juta euro. Itu pun sudah termasuk paket bonus tambahan. Perbedaan 5 juta euro inilah yang menjadi ganjalan hingga saat ini.

I Rossoblu berkeras dengan banderol 50 juta euro karena mereka nantinya hanya akan mendapatkan 25 juta euro karena 25 juta euro harus ditransfer ke rekening FC Basel. Kasarnya, I Rossoblu tak mau rugi karena merasa jadi pihak yang melambungkan nama sang pemain dalam semusim terakhir.

Bukan Cuma Riccardo Calafiori

Berdasarkan laporan La Gazzetta dello Sport, manajemen Bologna sempat berusaha menegosiasi ulang persentase pembagian uang dari hasil penjualan Riccardo Calafiori. Namun, pihak FC Basel menanggapi dingin hal itu. Mereka tetap berkeras dengan klausul yang sudah disepakati bersama, yakni sebesar 50%.

Bukan apa-apa, uang 25 juta euro yang didapatkan dari Bologna jika Arsenal sepakat membayar 50 juta euro sangat besar bagi Basel. Hal itu juga akan membuat Calafiori sebagai penjualan terbesar dalam sejarah klub itu. Pasalnya, total uang yang didapat jadi 29 juta euro karena dia ditransfer ke Bologna dengan harga 4 juta euro.

Riccardo Calafiori saat masih membela FC Basel.
Getty Images

Hingga saat ini, rekor penjualan termahal yang dilakukan klub teras Liga Swiss itu adalah Breel Embolo pada musim 2016-17. Saat itu, mereka melepas Embolo ke FC Schalke 04 dengan harga 26,5 juta euro. Setelah itu, penjualan termahal adalah Manuel Akanji ke Borussia Dortmund senilai 215 juta euro pada musim 2017-18.

Basel juga masih bisa berharap pundi-pundinya terisi bukan hanya dari penjualan Calafiori. Mereka juga bisa mendapatkan transfer uang lagi dari Bologna andai Dan Ndoye juga berpindah klub. Seperti Calafiori, ada klausul pembagian uang penjualan pada kontrak Ndoye. Namun, jumlahnya jauh lebih kecil, hanya 20%.

Kerja Cerdas FC Basel

Uang bagian dari transfer Riccardo Calafiori dan Dan Ndoye oleh Bologna akan membuat kas FC Basel kian tebal. Pasalnya, mereka juga sudah berhasil melepas Renato Veiga ke Chelsea dengan harga 14 juta euro. Itu masih ditambah 4,5 juta euro dari penjualan Nasser Djiga ke Cverna Zvezda dan Sayfallah Ltaeif ke FC Twente Enschede.

Keuntungan besar dari bursa transfer kali ini akan meneruskan kesuksesan yang dibuat Basel. Musim lalu, mereka total mendapatkan uang 52,5 juta euro dari penjualan pemain. Selain Calafiori dan Ndoye, pemain yang mendatangkan uang kala itu adalah Zeki AmdouniAndy Diouf, Wouter Burger, dan Andy Pelmard.

David Degen membuat FC Basel bekerja cerdas di bursa transfer.
tagesanzeiger.ch

Itu adalah prestasi besar di mata David Degen, sang pemilik klub. Dia menilai itu adalah buah kerja cerdas yang dilakukan dalam beberapa tahun ini. Mereka bergerilya mencari talenta-talenta muda dengan potensi luar biasa, mengembangkannya, lalu menjualnya dengan harga tinggi.

“Dengan Calafiori, kami tahu dia adalah salah satu pemain kidal terbaik di Italia. Kami berjuang keras untuk mendapatkan dia dalam waktu lama. Kami tak mau menyerah dan akhirnya menuai hasil,” urai David Degen seperti dikutip Football5Star.net dari Blick. Adapun soal Ndoye, dia berucap, “Dia punya fisik di atas rata-rata.”

Kritik untuk David Degen

David Degen punya ikatan kuat dengan FC Basel. Di sanalah dia menimba ilmu sepak bola hingga kemudian menjalani debut di timnas Swiss dan hijrah ke Borussia Moenchengladbach pada 2006. Enam tahun kemudian, dia kembali ke Basel hingga gantung sepatu pada 2014. Total, dia bermain dalam 219 laga bersama klub itu.

Lima tahun setelah gantung sepatu, Degen kembali ke FC Basel dengan masuk manajemen klub. Lalu, dua tahun berselang, dia membuat langkah besar dengan mengakuisisi 91,96% saham FC Basel Holding AG dari Bernhard Burgener. Dia pun menjadi pemegang saham mayoritas di klub itu dan otomatis jadi penentu kebijakan.

FC Basel tak juga mampu meraih trofi.
X @FCBasel1893

Hal mencolok dari kiprah Degen sebagai pemilik baru adalah stabilitas keuangan. Namun, hal itu tak beriringan dengan prestasi. Pada 2022-23, mereka bahkan hanya finis di posisi ke-5 Super League. Itu tak terlepas dari perubahan drastis pada skuad dari musim ke musim. Hal ini membuat Degen disebut seperti Paman Gober oleh jurnalis Stefan Kreis.

Ketidakstabilan skuad itu juga yang membuat Riccardo Calafiori hengkang. “Berkebalikan dari yang dikatakan kepadaku, hanya sedikit pemain dari tahun lalu yang tersisa,” kata dia pada 2023. Andy Pelmard mengamini, “Setahun lalu, aku memutuskan bertahan dan seketika tahu ini benar-benar skuad baru. Sekarang, aku berkata, aku tak mau menjalani ini untuk kali ketiga.”



Taruhan Bola – Piala Dunia 2022


Liga Inggris, Liverpool, Piala Dunia 2022, World Cup 2022, Argentina vs Arab, Spanyol, Portugal, Prediksi Liga Inggris, West Ham United, Prediksi Bola, Manchester United, Premier League, Tottenham Hotspur, Elche, Liga Spanyol, Real Madrid, berita judi online, berita judi slot online, berita terkini judi online, berita situs judi online, berita judi online terbaru, judi online berita, berita penangkapan judi online, berita terbaru judi online, berita tentang judi online, berita pertandingan dan prediksi piala dunia 2022